Teknologi
Teknologi Submarine pada Palapa Ring Timur
Penggelaran kabel optic bawah laut terbagi menjadi 4 tahap, yaitu:
1. Tahap Survey
3 jenis survey sebelum penggelaran:
- Deep Water Survey Vessel : Survey untuk laut dalam
- Shallow Water Survey Vessel: Survey laut dangkal
- Inshore Survey Vessel: Sudah dangkal dan dekat dengan darat
Metode yang digunakan saat survey:
- MULTIBEAM BATHYMETRY: Membuat model permukaan dasar laut sebelum melakukan penggelaran, dengan melihat 5000 m ke dasar laut, 500 m ke sisi kanan dan kiri.
- SIDE SCAN SONAR IMAGERY: Menunjukkan hasil Sub Bottom Profile dari laut apakah terdapat benda atau tekstur dasar yang tidak memungkinkan untuk meletakan kabel FO disekitarnya dengan range kedalaman 200 m, hasil gambar dari SIDE SCAN SONAR IMAGERY adalah 3D dan berwarna hitam putih.
2. PLGR : Pre Lay Grapner Run and Route Clearance
Merupakan aktifitas pekerjaan pembersihan koridor jalur kabel laut berdasarkan hasil survei laut yang dilakukan sebelum pekerjaan penggelaran kabel laut. Tujuan pekerjaan ini adalah untuk membersihkan jalur kabel dari adanya rintangan ataupun puing/runtuhan (debris) ataupun sisa aktifitas nelayan yang dapat menghalangi dan membahayakan kegiatan penggelaran kabel laut.
Metode yang digunakan, yaitu
RPL (Route positioning List): untuk menentukan posisi yang sudah pasti untuk penggelaran.
3. Aktifias Pengelaran Kabel Laut
- Aktifitas Shore End and Beach adalah pekerjaan penggelaran kabel di area sekitar pantai (dry part area & wet part area), dalam pekerjaan ini ada pembuatan duct anchor dan BMH (berfungsi untuk terminasi sebelum disambung dengan kabel darat)
- Aktifitas cable laying burial dengan mengunakan 2 jenis kapal yang berbeda yaitu jenis vessel (dioperasikan pada bagian laut yang lebih dalam) & jenis barge (dioperasikan pada bagian laut yang lebih dangkal / shallow water), metode yang digunakan ada 3 (Direct Landing Station, Main lay Operation, Separate Shore End Operation)
Teknologi yang digunakan:
- Plough: untuk menanam kabel jaringan.
- ROV (Remotly Operated Vehicle): untuk menggali pada kedalaman yang diinginkan.
- Dutch Anchor: yang dipergunakan untuk menjaga kabel laut yang ditanam dalam tanah bergerak atau sesuai dengan tempat yang ditempatkan agar kabel laut tetap kokoh sesuai rute.
4. Post Lay Inspection and burial (PLIB)
Merupakan aktifitas pengecekan yang dilakukan pada area tertentu pada wilayah dimana terjadi nya percabangan kabel, dengan metode melakukan penyelam langsung (pada bagian laut yang dangkal) & mengunakan ROV (Remotely Operated Vehicle (pada bagian laut yang dalam) yang bertujuan untuk memastikan kabel tertanam dan aman dan tidak terangkat kembali setelah selesai pengelaran kabel laut.
Jenis Kabel Submarine
Untuk kabel laut, ada 3 (tiga) jenis kabel laut yang digunakan yaitu:
- Light Weight Protected (LWP): kabel yang digunakan untuk kedalaman diatas 200 m dimana kabel biasanya hanya digelar begitu saja tanpa penanaman.
- Single Armoured (SA): kabel yang digunakan untuk kedalaman dasar laut mulai dari 20 m sampai dengan 200 m dimana kabel bisa di-lay saja atau ditanam (burial) pada kedalaman 1.5 m – 2 m tergantung kondisi dasar laut berdasarkan hasil survey laut (marine survey) dan persyaratan proteksi kabel laut.
- Double Armored (DA): kabel yang dipakai pada kondisi dasar laut yang memerlukan proteksi yang lebih baik seperti di shore end hingga kedalaman laut sedalam 20 m. Pada kondisi dasar laut di daerah shore end dan area dasar laut hingga kedalaman 20 M.