Berita

Palapa Ring Rampung, Tarif Internet Se-Indonesia Bisa Satu Harga

Nunukan | 03 September 2019
Rampungnya Palapa Ring Timur disebut dapat mendorong tarif telekomunikasi yang lebih murah, terutama untuk pengguna di wilayah Timur Indonesia. Hal itu diungkapkan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di Nunukan, Kalimantan Utara.

Menurut Rudiantara, pada 2015, tarif internet untuk wilayah timur Indonesia dua kali lebih mahal dari di wilayah barat. Padahal, kecepatan yang diterima lebih lambat.

"Tahun 2015 itu bedanya (tarif) dua kali lipat. Terus kami ambil keputusan bicara dengan operator, turunkan. Jadi, sekitar 65 persen lebih mahal. Tapi, kalau sudah selesai Palapa Ring Timur ini, operator dapat menggunakannya," tuturnya saat ditemui di Nunukan.

Nantinya, menurut Rudiantara, operator dapat menggunakan Palapa RingTimur dengan harga khusus, sehingga biaya yang dikeluarkan operator turun. Setelah biayanya turun, tarif yang dibebankan bisa sama di seluruh Indonesia.

"Sama kayak BBM satu harga, konsepnya seperti itu. Cuma kalau BBM kan ada fisiknya, kalau pulsa kan tidak ada. Jadi, tarif dan penggunaannya sama," tuturnya menjelaskan.

Lebih lanjut Rudiantara menuturkan konstruksi Palapa Ring Timur sendiri saat ini sudah selesai. Namun, masih dibutuhkan waktu untuk melakukan integrasi dengan Palapa Ring Barat dan Tengah, sebelum siap diluncurkan secara komersial.

"Memang sudah selesai, tapi nanti butuh waktu bagi operator untuk mengintegrasikannya," ujarnya mengakhir pembicaraan. Palapa Ring Timur merupakan penutup proyek pembangunan jaringan backbone untuk menghubungkan seluruh ibukota kabupaten/kota di Indonesia.

Pembangunan Palapa Ring Timur sudah selesai. Saat ini, pemerintah sedang melakuan pengujian stabilitas untuk memeriksa kesiapan infrastrukturnya secara teknis sebelum memasuki tahap komersialisasi. "Paket Timur sudah selesai, sudah tidak ada aktivitas fisik di lapangan. Sekarang sedang dalam stability test (pengujian stabilitas) untuk memastikan kualitas jaringannya sudah memenuhi standar teknis internasional," ujar Dirut Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI), Anang Latif, di Jakarta, Kamis (22/8/2019).

Dijelaskan Anang, pengujian stabilitas ini berarti membiarkan perangkat Palapa Ring Timurterhubung ke koneksi dengan sejumlah beban trafik. Dari simulasi beban trafik ini, nantinya dapat dilihat apakah kualitasnya sudah memenuhi standar teknis internasional atau belum.

Ia memerkirakan, pengujian ini akan selesai paling lambat pada pertengahan November 2019. Namun, tidak tertutup kemungkinan pengujian ini bisa lebih cepat. Setelah itu, jaringan serat optik tersebut baru dikomersialkan.

"Kita lihat update di lapangan. Setelah stability test selesai, maka siap untuk komersial. Setelah itu, maka selesailah semua paket Palapa Ring," tutur Anang.

Anang mengungkapkan sejauh ini sudah ada operator telekomunikasi yang tertarik pada Palapa Ring Timur, yakni Telkom, Indosat, dan XL Axiata.

"Sambil menunggu stability test selesai, kami mulai mengumpulkan operator dan sudah banyak yang minta. Ketertarikan mereka ini sangat bergantung pada strategi bisnis masing-masing, misalnya Telkom, yang sudah memiliki penetrasi di Papua, bisa menjadikan ini (Palapa Ring Timur) sebagai backup," jelasnya.

Mengenai skema tarif penggunaan infrastruktur paket Timur, kata Anang, akan sama dengan Tengah dan Barat, yang telah selesai lebih dahulu. Namun, besaran nilainya akan berbeda mengingat capex atau pengeluaran modal di wilayah Timur jauh lebih besar dibandingkan Tengah dan Barat.

"Skema tarif sama dengan paket Barat dan Tengah, tetapi besaran nilainya berbeda. Karena capex untuk di paket Timur beda dengan Barat per kilometernya. Namun, bedanya tidak sampai dua kali lipat," kata Anang.

Sumber Asal: liputan6.com

Sumber berita & photo : Kominfo